Kamis, 30 Desember 2010

Dana BOS: Sebuah Upaya Meningkatkan Pendidikan Gratis Berkualitas

Dana BOS yang merupakan Dana Bantuan Operasional Sekolah ini diluncurkan pada tahun 2005. Dana BOS merupakan sumber dana utama untuk segala macam kegiatan operasional di sekolah. Dana BOS diadakan dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, terutama dalam mewujudkan Wajib Belajar Sembilan Tahun. Dana BOS merupakan konsekuensi kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berkomitmen terhadap dunia pendidikan sebagaimana diamanatkan UUD 1945, dengan mengalokasikan anggaran pendidikan 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Sampai saat ini besarnya jumlah anggaran Dana BOS terus mengalami kenaikan secara signifikan. Tahun 2008 alokasi Dana BOS mencapai  Rp. 10,5 trilyun.  Untuk tahun 2009 terdapat kenaikan hampir 50% lebih besar dari tahun sebelumnya menjadi  Rp. 16 trilyun. Hanya saja Dirjen Mandikdasmen Depdiknas Suyanto saat jumpa pers di gedung Depdiknas Senayan Selasa (5/1/2010) lalu menuturkan, pemerintah tidak akan menaikkan Dana BOS untuk tahun anggaran pendidikan 2010. (Warta Kota 5/1/2010)
Mengingat Dana BOS diadakan untuk tujuan penyediaan dana operasional bagi satuan pendidikan, alokasinya bukan untuk gaji guru, melainkan untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, peralatan penunjang pendidikan, dan biaya tak langsung lainnya. Dengan penyaluran Dana BOS, semua pendidikan dasar wajib menggratiskan para siswa dari pungutan operasional. Selain untuk meningkatkan mutu pendidikan menjadi lebih baik, Dana BOS juga untuk meringankan beban orang tua siswa. Sekolah yang terbukti memungut bayaran dari siswanya akan ditindak tegas. Aturan ini berlaku untuk semua pendidikan dasar, kecuali sekolah berstandar internasional atau rintisannya. Untuk itu Depdiknas sudah menyiapkan mekanisme audit anggaran dan kinerja, untuk mengawasi transparansi penyaluran Dana BOS ini.
(dikutip dari beberapa sumber)

Selasa, 21 Desember 2010

Soroton Dunia Pendidikan

Tak tahu harus mengawali dari mana, dan tak tahu harus bagaimana. Dunia pendidikan sakarang sungguh sangat memprihatikan. Segala hal yang perlu di benahi. tak pernah ada yang sempurna dan bernilai ibadah.
Untuk para aktifis yang mau berkorban demi kemajuan pendidikan ayo terus kan perjuangan mu. Aku tahu kamu tidak akan memetik hasilnyua sekarang, dan aku tahu kamu pasti menginginkan yang terbaik buat masa depan bangsa mu. Buat para perusak citra dunia pendidikan semoga engkau di beri kecerahan tuk mengubah misi mu tuk hal yang bernilai ibadah.

Senin, 13 Desember 2010

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

 

Oleh :
Muhammad Tahir S.Pd
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan atau dunia sekolah di Indonesia sejak beberapa waktu terakhir ini dikenalkan sebuah gagasan atau pendekatan baru dalam manajemen sekolah sebagai manajemen berbasis sekolah ( school based manajement). Munculnya pendekatan baru ini seirama dengan pelaksanaan otonomi daerah. Gagasan ini lahir antara lain sebagai akibat dari rasa ketidakpuasan para pengelola pendidikan terutama pada tingkat operasional atau karena keterbatasan kewenangan yang dimiliki pengelola sekolah untuk mengelola sekolah secara mandiri. Pada umumnya dipandang bahwa para kepala sekolah terperangkap dalam
ketergantungan yang berlebihan terhadap konteks pendidikan yang sentral, hal ini mengakibatkan peran utama kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan semakin dikecilkan dengan rutinitas urusan birokrasi yang sekaligus menumpulkan atau mematikan kreativitas dan inovatif.
Semua kebijakan tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah umumnya diadakan di tingkat pemerintah pusat,sekolah hanya menerima saja. Kurikulum pendidikan di sekolah, anggaran penyelenggaraan pendidikan semuanya diatur oleh pemerintah pusat.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Indonesia merupakan upaya yang rumit,oleh karena itu untuk dapat berhasil kepala sekolah dan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah perlu memahami dengan benar pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), tujuan, manfaat, masalah - masalah dalam penerapannya dan yang terpenting adalah pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak didik.
PENGERTIAN
Manajeman Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) yang merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong untuk berani mengambil keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, orangtua, masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasar kebijakan pendidikan nasional ( Kosep dan Pelaksanaan, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.Depdiknas. 2001 ). Pengertian ini memberikan wawasan bahwa sekolah atau kepala sekolah/warga sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolah dalam berbagai aspek pendidikan yang berarti bahwa sekolah lebih mandiri.
Dengan kemandiriannya sekolah atau kepala sekolah dan warga sekolah dapat mengembangkan program-program kreatif, inovatif yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki sekolah. Warga sekolah dapat lebih bertanggungjawab terhadap peningkatan mutu sekolah dan pengambilan keputusan warga sekolah akan lebih tertanam rasa kepemilikannya terhadap sekolah dan kemajuannya.

Minggu, 12 Desember 2010

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

1. Pengertian Psikologi

Secara harafiah (Syah, 1997 / hal. 7)
Berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu : psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi, psikologi berarti ilmu jiwa.

William James (Syah, 1997/ hal. 8) menganggap psikologi sebagai ilmu pengetahuan tentang kehidupan mental

John B. Watson (Syah, 1997 / hal.8) mengubah definisi psikologi menurut James menjadi ilmu pengetahuan tentang tingkah laku (behaviour) organisme.

Caplin (Syah, 1997 / hal. 8) mendefinisikan psikologi sebagai
“..... the science of human and animal behavior, the study of of the organisme in all its variety and complexity as it responds to the flux and flow of the physical and social events which make up the environment”
(Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan lingkungan).

Edwin G. Boring dan Herbert S. Langfeld (Sarwono dalam Syah, 1997 / hal.8) mendefinisikan psikologi sebagai studi tentang hakikat manusia.

Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 1997 / hal.8) membatasi psiklogi sebagai “cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan aas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa”. Dimana gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa tersebut meliputi respon organisme dan hubungannya dengan lingkungannya.

Syah (1997 / hal.9) membuat kesimpulan tentang pengertian psikologi dari beberapa definisi di atas, dimana psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan dan kejadian yang ada di sekitar manusia.