Oleh :
Muhammad Tahir S.Pd
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan atau dunia sekolah di Indonesia sejak beberapa waktu terakhir ini dikenalkan sebuah gagasan atau pendekatan baru dalam manajemen sekolah sebagai manajemen berbasis sekolah ( school based manajement). Munculnya pendekatan baru ini seirama dengan pelaksanaan otonomi daerah. Gagasan ini lahir antara lain sebagai akibat dari rasa ketidakpuasan para pengelola pendidikan terutama pada tingkat operasional atau karena keterbatasan kewenangan yang dimiliki pengelola sekolah untuk mengelola sekolah secara mandiri. Pada umumnya dipandang bahwa para kepala sekolah terperangkap dalam
ketergantungan yang berlebihan terhadap konteks pendidikan yang sentral, hal ini mengakibatkan peran utama kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan semakin dikecilkan dengan rutinitas urusan birokrasi yang sekaligus menumpulkan atau mematikan kreativitas dan inovatif.
Dalam dunia pendidikan atau dunia sekolah di Indonesia sejak beberapa waktu terakhir ini dikenalkan sebuah gagasan atau pendekatan baru dalam manajemen sekolah sebagai manajemen berbasis sekolah ( school based manajement). Munculnya pendekatan baru ini seirama dengan pelaksanaan otonomi daerah. Gagasan ini lahir antara lain sebagai akibat dari rasa ketidakpuasan para pengelola pendidikan terutama pada tingkat operasional atau karena keterbatasan kewenangan yang dimiliki pengelola sekolah untuk mengelola sekolah secara mandiri. Pada umumnya dipandang bahwa para kepala sekolah terperangkap dalam
ketergantungan yang berlebihan terhadap konteks pendidikan yang sentral, hal ini mengakibatkan peran utama kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan semakin dikecilkan dengan rutinitas urusan birokrasi yang sekaligus menumpulkan atau mematikan kreativitas dan inovatif.
Semua kebijakan tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah umumnya diadakan di tingkat pemerintah pusat,sekolah hanya menerima saja. Kurikulum pendidikan di sekolah, anggaran penyelenggaraan pendidikan semuanya diatur oleh pemerintah pusat.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Indonesia merupakan upaya yang rumit,oleh karena itu untuk dapat berhasil kepala sekolah dan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah perlu memahami dengan benar pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), tujuan, manfaat, masalah - masalah dalam penerapannya dan yang terpenting adalah pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak didik.
PENGERTIAN
Manajeman Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) yang merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong untuk berani mengambil keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, orangtua, masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasar kebijakan pendidikan nasional ( Kosep dan Pelaksanaan, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.Depdiknas. 2001 ). Pengertian ini memberikan wawasan bahwa sekolah atau kepala sekolah/warga sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolah dalam berbagai aspek pendidikan yang berarti bahwa sekolah lebih mandiri.
Manajeman Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) yang merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong untuk berani mengambil keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, orangtua, masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasar kebijakan pendidikan nasional ( Kosep dan Pelaksanaan, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.Depdiknas. 2001 ). Pengertian ini memberikan wawasan bahwa sekolah atau kepala sekolah/warga sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolah dalam berbagai aspek pendidikan yang berarti bahwa sekolah lebih mandiri.
Dengan kemandiriannya sekolah atau kepala sekolah dan warga sekolah dapat mengembangkan program-program kreatif, inovatif yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki sekolah. Warga sekolah dapat lebih bertanggungjawab terhadap peningkatan mutu sekolah dan pengambilan keputusan warga sekolah akan lebih tertanam rasa kepemilikannya terhadap sekolah dan kemajuannya.
TUJUAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Manajemen Berbasis Sekolah mempunyai tujuan memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada kepala sekolah. (Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Konsep dan Pelaksanaan , Depdiknas, 2001). Departemen Pendidikan Nasional menjabarkan tujuan Manajemen Berbasis Sekolah :
- Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia
- Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama
- Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, pemerintah tentang mutu sekolah
- Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu sekolah yang dicapai
MANFAAT MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Manajemen Berbasis Sekolah adalah strategi untuk meningkatkan pendidikan dengan mendelegasikan kewenangan pengambilan keputusan penting dari pusat dan daerah ke tingkat sekolah. Manajemen Berbasis Sekolah pada dasarnya merupakan sistem manajemen di mana sekolah merupakan unit pengambilan keputusan penting tentang penyelenggaraan
pendidikan secara mandiri. Manajemen Berbasis Sekolah memberikan kesempatan pengendalian lebih besar bagi kepala sekolah, guru, murid , orangtua atas proses pendidikan di sekolah mereka.
PENGARUH MANAJEMEN BERBASIS KELAS terhadap PERAN PEMERINTAH
Manajemen Berbasis Sekolah sebagai suatu sistem yang diterap kan dalam lingkungan pendidikan sangat berpengaruh terhadap peranan dan kekuatan pengaruh pemerintah terhadap operasional pendidikan di sekolah. Manajemen Berbasis Sekolah mengharapkan pejabat pusat lebih banyak berperan sebagai fasilitator yang masih tetap menjalankan politik pendidikan secara nasional, artinya pemerintah pusat menetapkan standar nasional pendidikan antara lain kurikulum, standar kompetensi, standar fasilitas dan peralatan sekolah, standar kepegawaian, kualitas guru, dsb ; sedangkan otoritas pelaksanaan pendidikan sepenuhnya dikembangkan sekolah masing-masing. Pemerintah pusat harus sportif atas gagasan Manajemen Berbasis Sekolah. Mereka harus mempercayai Kepala Sekolah untuk menentukan cara pencapaian sasaran pendidikan di masing-masing sekolah. Untuk hal itu sebaiknya ada kesepakatan tertulis yang memuat secara rinci peran dan tanggungjawab sekolah dan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan di suatu sekolah.
PERAN KEPALA SEKOLAH dalam MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Mengacu kepada standar-standar yang telah ditetapkan pemerintah, Kepala Sekolah harus diberi wewenang untuk mengatur secara kreatif dan inovatif sesuai potensi dan kebutuhan sekolah. Pendekatan sistem “ input – proses – output” merupakan dasar pijakan dari Kepala Sekolah dalam menjalankan Manajemen Berbasis Sekolah karena pengertian sekolahpun merupakan suatu sistem.
Out put sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen di sekolah. Out put dapat berupa akademik antara lain nilai tes akhir, nilai ujian sekolah/nilai ujian nasional, lomba mata pelajaran dan non akademik antara lain adalah kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, peduli lingkungan, dan lain-lain.
- Proses belajar mengajar yang efektivitas tinggi.Proses ini menekankan pada 4 pilar pendidikan yaitu learning toknow,learning to do,learning to live together and learning to be.
- Kepemimpinan sekolah yang kuat berarti Kepala Sekolah mewujudkan visi,misi,tujuan dan sasaran sekolah. Kepala Sekolah memiliki kemampuan mengambil keputusan dan inisiatif
- Lingkungan sekolah yang aman dan tertib. Kepala Sekolah berperan sebgai pencipta suasana sekolah yang kondusif untuk menunjang terlaksana proses belajar mengajar
- Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif. Kepala Sekolah berperan sebagai pelatih dalam pengembangan tenaga kependidikan terus menerus serta mendorong dan memberi motivasi pada tenaga pendidik agar berkomitmen tinggi dan memjalankan tugas dengan baik
- Sekolah memiliki budaya mutu. Kepala Sekolah dapat mempengaruhi warga sekolah agar budaya mutu menjadi bagian dari kehidupan kerjanya
- Sekolah memiliki “teamwork” yang kompak, cerdas dan dinamis. Kepala Sekolah bekerja dalam teamwork merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena out put pendidikan merupakan hasil kerjasama warga sekolah
- Sekolah memiliki kewenangan (kemandirian). Kepala Sekolah menyadari dan memberikan kesadaran pada warga sekolah untuk melakukan yang terbaik untuk sekolah
- Sekolah memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen. Kepala Sekolah dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan penggunaan uang harus memberikan laporan secara terbuka dan jujur.
- Sekolah memiliki kemauan untuk berubah. Kepala Sekolah sebagai pengelola sekolah memiliki kekuatan untuk mempengaruhi warga sekolah untuk menerima perubahan dan melihat suatu perubahan sebagai sesuatu yang menyenangkanSekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan
- Kepala Sekolah perlu mengetahui daya serap sekolah terhadap pelajaran dan evaluasinya untuk dimafaatkan dalam perbaikan dan penyempurnaan
- Sekolah responsife dan antisipatif terhadap kebutuhan. Kepala Sekolah selalu tanggap terhadap aspirasi-aspirasi yang muncul terutama yang berhubungan dengan peningkatan mutu
- Komunikasi yang baik. Kepala Sekolah mempengaruhi warga sekolah dalam berkomunikasi yang positif dan Kepala Sekolah membangun komunikasi antar Kepala Sekolah dengan masyarakat
- Sekolah memiliki akuntabilitas. Kepala Sekolah bertanggungjawab terhadap keberhasilan program
3. Input Pendidikan
- Kepala Sekolah memiliki kebijakan,tujuan,dan sasaran mutu yang jelas dan disosialisasikan kepada warga sekolah
- Kepala Sekolah mempersiapkan sumber daya yang memadai dan siap untuk menjalankan pendidikan
- Kepala Sekolah perlu memiliki staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi
- Kepala Sekolah memiliki harapan untuk mencapai prestasi yang tinggi
- Kepala Sekolah berperan sebagai perencana, perencanaannya harus difokuskan pada siswa sebagai pelanggan
PENUTUP
Kesimpulan
Dari tulisan ini dapat diambil kesimpulan :
- Manajemen Berbasis Sekolah merupakan gagasan yang perlu dijalankan dalam dunia pendidikan yang memberikan kesempatan pada pengelola sekolah untuk berkembang menurut potensi,kebutuhan,kreatif,inovasi yang dimilikinya
- Pemerintah adalah sebagai penentu standar pendidikan nasional
- Pemerintah sebagai fasilitator dalam menjalankan Manajeman Berbasis Sekolah
Saran
- Pemerintah tidak selalu menggengam sekolah sehingga Kepala Sekolah berada dalam kreativitas dan inovasi yang mati
- Kepala Sekolah harus dapat bekerja dalam team agar mencapai hasil yang optimal
- Kepala Sekolah mempertimbangkan dengan tepat untuk membentuk Komite Sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional, Konsep dan Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah. 2001
Agus Dharma- Pendidikan Network, Manajemen Berbasis Sekolah – Belajar dari pengalaman orang lain, 2003
Umaedi Drs. M Ed, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. 2000
Bachrul Hayat,DR.Ph .D, Mejaga Mutu Sekolah.
Balitbang Pusat Kurikulum Depdiknas , Kurikulum Berbasis Kompetensi. 2004
Kamarudin.H.Drs,MPd dan Sri Sukabdiyah,Dra,MM . Aplikasi Manejeman
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam Kinerja Sekolah. 2002
(Kerja Sama Lebih Baik Dari Pada Sama Kerja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar